Saya

Foto saya
SEMOGA SEDIKIT SEBANYAK DAPAT KITA JADIKAN ILMU WALAUPUN HANYA SEDIKIT.. KATA SEORANG ULAMAK "SEMAKIN KITA MENDALAMI ILMU SEMAKIN KITA TAHU YANG KITA SEBELUM INI ADALAH BODOH..

Isnin, 21 Februari 2011

Keunggulan Islam Dari Pemikiran “Buatan” Manusia

Tiga keistimewahan diatas berhubungan dengan agama lagit atau agama samawi. Bila dibandingkan dengan pemikiran-pemikira yang dibuat oleh manusia, seperti ide Sosialisme Materialisme, Sekularisme Kapitalisme, maupun ide-ide produk manusia lainnya, Islam jelas berbeda dengan pemikiran-pemikiran tersebut. Sebab, Islam berasal dari Sang Pencipta semesta alam. Dialah Sang Pencipta yang maha mengetahui dan memahami karekteristik manusia. Sedangkan manusia penuh dengan keterbatasan, termasuk dalam memahami dirinya sendiri sekalipun.

Oleh karena itu, tak seorang yang mampu membuat sistem yang bersifat menyeluruh, sempurna dan rinci untuk mengatur kehidupan manusia layaknya aturan yang diturunkan oleh Sang Pencipta Manusia dan Alam Semesta kepada manusia. Karena kekurangan manusia yang punya sifat-sifat yang kjauh dari kesempurnaan, tidak jarang manusia saling berbeda pandangan dan memiliki sudut pandang yang berbeda dalam menilai dan memahami sesuatu.

Demikianlah, apa yang dianggap baik sebagian manusia kadang-kadang dianggap buruk oleh yang lain. Disisi lain tidak mungkin secara bersamaan mereka rela dengan aturan yang dibuat orang lain. Bahkan golongan yang tidak ridha tadi bila berhasil memegang tampuk pemerintahan, niscaya mereka akan mengganti sistem yang tadinya dibuat oleh orang yang sebelumnya- sesuai dengan apa yang mereka sepakati dan inginkan.

Sebab lain yang menjadikan aturan buatan manusia tidak sempurna dan tidak layak untuk mengatur manusia secara keseluruhan, adalah tidak adanya pemahaman dari manusia pembuat aturan itu tentang perbedaan karakter masing-masing individu yang hidup dalam masyarakat. Mereka juga tidak memahami perkara-perkara apa saja yang akan muncul dan berkembang di masa yang akan datang. Boleh jadi apa yang dianggap manusia hari ini baik, besok sudah berubah dianggap buruk. Boleh jadi apa yang dianggap manusia hari ini buruk, suatu ketika nanti mereka menganggapnya baik. Bahkan boleh jadi apa yang dianggap manusia hari ini buruk, sebenarnya hakikatnya baik, tapi manusia tidak mengetahui hakikat itu. Demikian pula sebaliknya. Allah SWT menjelaskan keterbatasan anggapan manusia itu dalam firman-Nya:

Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.
(Qs. al-Baqarah [2]: 216).

Sebagai contoh misalnya arus besar (mainstream) manusia hari ini adalah mendewa-dewakan sistem demokrasi sebagai sistem kehidupan dan sistem kenegaraan yang terbaik di seluruh dunia. Mereka mengadopsi suara terbanyak sebagai cara yang terbaik dalam memutuskan berbagai persoalan. Bahkan mereka menganggap suara rakyat adalah suara Tuhan. Padahal Allah SWT, Tuhan yang sebenarnya, yang telah menciptakan manusia, alam semesta, dan kehidupan, berfirman:

Dan jika kamu menuruti kebanyakan manusia di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah).
(Qs. al-An’âm [6]: 116).

Jika persoalan yang membutuhkan ilmu dan kepakaran diputuskan dengan suara terbanyak, maka suara seorang pakar yang tahu betul masalah tersebut akan dikalahkan oleh suara dua orang bodoh dan tidak punya keahlian sama sekali dalam masalah itu yang diberi hak suara untuk mengambil keputusan. Padahal, jika suatu masalah diserahkan kepada orang bukan ahlinya, tunggulah saat kehancurannya.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan